Kamis, 29 November 2012

"PROSES-PROSES DAN INTERAKSI SOSIAL”

ILMU SOSIAL DASAR
(SOFTSKILL)
PROSES-PROSES DAN INTERAKSI SOSIAL
FRISKA.S.WIJAYA
19611418
2SA01
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS: SASTRA
JURUSAN: SATRA INGGRIS


Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses sosial merupakan aspek dinamis dari kehidupan masyarakat. Dimana di dalamnya terdapat suatu proses hubungan antara manusia dengan lainnya. Proses hubungan tersebut berupa antar aksi sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari secara terus menerus. Antar aksi (interaksi) sosial, dimaksudkan sebagai pengaruh timbal balik antara dua belah pihak, yaitu antara individu satu dengan individu atau kelompok lainnya dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Proses sosial pada dasarnya merupakan siklus perkembangan dari struktur sosial yang merupakan aspek dinamis dalam kehidupan masyarakat.
Perkembangan inilah yang merupakan dinamika yang tumbuh dari pola-pola perilaku manusia yang berbeda menurut situasi dan kepentingannya masing-masing, yang diwujudkan dalam proses hubungan sosial. Hubungan-hubungan sosial itu pada awalnya merupakan proses penyesuaian nilai-nilai sosial dalam kehidupan masyarakat. Kemudian meningkat menjadi semacam pergaulan yang tidak hanya sekedar pertemuan secara fisik, melainkan merupakan pergaulan yang ditandai adanya saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing pihak dalam hubungan tersebut. Misalnya saling berbicara (komunikasi), bekerja sama dalam memecahkan suatu masalah, atau mungkin pertemuan dalam suatu pertikaian dan lain sebagainya. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa proses sosial itu adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis dalam kehidupan masyarakat






B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa pengertian/definisi dari proses sosial dan interaksi sosial
2. Dapat mengenal ciri-ciri dan tujuan dari interaksi sosial
3. Mengetahui apa saja faktor-faktor yang mendasari interaksi sosial
4. Dapat mengetahui syarat-syarat terjadinya interaksi sosial
5. Mengenal bentuk-bentuk proses/interaksi sosial
6. Mengenal contoh kasus yang berhubungan dengan interaksi sosial
7. Mampu menganalisis contoh kasus yang berhubungan dengan interaksi sosial













Bab II
PEMBAHASAN
Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang telah ada. Proses sosial dapat diartikan sebagai pengaruh timbal-balik antara berbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi, ekonomi dengan hukum, dan seterusnya. Sosiologi klasik menekankan perhatiannya pada segi struktur dari masyarakat saja, antara lain tentang : kelompok-kelompok sosial, kebudayaan, lembaga sosial, stratifikasi dan kekuasaan.
A. Konsep Teori
1. Definisi Proses Sosial dan Interaksi Sosial
Dalam membahas mengenai proses sosial dan interaksi sosial, sebelumnya perlu diketahui apa itu pengertiannya. Berikut ini adalah beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian proses sosial dan interaksi sosial:
a. Adham Nasution; Proses sosial adalah proses kelompok-kelompok dan individu-individu saling berhubungan, ysng merupakan bentuk antara aksi sosial, ialah bentuk-bentuk yang Nampak kalau kelompok-kelompok manusia atau perorangan mengadakan hubungan satu sama lain. Kemudian ditegaskan lagi, bahwa proses sosial adalah rangkaian sikap/tindakan manusia (human actions) yang merupakan aksi dan reaksi atau challenge dan respons di dalam hubungannya satu sama lain.
b. Abu Ahmadi; Dengan proses sosial dimaksudkan cara-cara interaksi (aksi dan reaksi) yang dapat diamati apabila perubahan-perubahan mengganggu cara hidup yang telah ada. Dengan konsep interaksi sosial, ia memberikan batasan proses sosial sebagai pengaruh timbal balik antara individu dan golongan didalam usaha mereka untuk memecahkan persoalan yang dihadapi dan di dalam usaha mereka untuk mencapai tujuannya.
c. Soerdjono Dirdjosisworo; Mengartikan proses sosial sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama. Ia kemudian memperinci pengertian rumusan ini sebagai berikut:
1). Pengaruh timbal balik sebagai akibat hubungan timbale balik antara individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok mengenai berbagai kaspek kehidupan manusia seperti politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan.
2). Berbagai segi kehidupan tersebut adalah penerapan aspek-aspek utama dalam kehidupan sosial yang mewarnai bahkan menentukan perkembangan dalam kehidupan bersama.
d. Roucek dan Warren; Interaksi adalah suatu proses melalui tindak balas tiap-tiap kelompok berturut-turut menjadi unsur penggerak bagi tindak balas dari kelompok yang lain. Ia adalah suatu proses timbal balik, yang mana satu kelompok dipengaruhi tingkah laku relatif pihak lain dan dengan berbuat demikian ia mempengaruhi tingkah laku orang lain.
e. Gillin dan Gillin; Proses-proses sosial adalah cara berhubungan yang dapat dilihat apabila orang perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada.
f. Robert M.Z; Mengemukakan definisi perubahan sosial yaitu proses dimana dalam suatu sistem sosial terdapat perbedaan yang dapat diukur yang terjadi dalam suatu kurun waktu tertentu.
2. Ciri-Ciri dan Tujuan Interaksi Sosial
Menurut Charles P. Loomis, sebuah hubungan itu bisa dikatakan interaksi sosial jika memiliki cirri-ciri hubungan sebagai berikut :
a. Jumlah pelakunya adalah dua orang atau lebih
b. Adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan symbol atau lambing-lambang
c. Adanya suatu dimensi waktu yang meliputi masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang
d. Adanya tujuan yang hendak dicapai

Sedangkan tujuan yang hendak dicapai dari interaksi sosial itu adalah sebagai berikut:
a. Terciptanya hubungan yang harmonis
b. Tercapainya tujuan hubungan dan kepentingan
c. Sebagai sarana dalam mewujudkan keteraturan hidup (kehidupan sosial masyarakat)
3. Faktor-Faktor yang Mendasari Proses Terbentuknya Interaksi Sosial
a. Faktor internal
Adapun yang menjadi dorongan dari dalam diri seseorang untuk berinteraksi sosial meliputi hal-hal berikut:
1) Dorongan untuk meneruskan keturunan
2) Dorongan untuk memenuhi kebutuhan
3) Dorongan untuk mempertahankan kehidupan
4) Dorongan untuk berkomunikasi
b. Faktor eksternal
Terdiri dari :
1) Faktor Imitasi
Yaitu proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain, baik sikap penampilan, gaya hidup, dll. Imitasi pertama kali muncul di lingkungan tetangga dan lingkungan masyarakat.
2) Faktor Sugesti
Adalah rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi sugesti menuruti atau melaksanakan tanpa berpikir kritis dan rasional.

3) Faktor Identifikasi
Adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang individu untuk menjadi sama (identik) dengan individu lain yang ditirunya. Proses identifikasi tidak hanya terjadi melalui serangkaian proses peniruan pola perilaku saja, tgetapi juga melalui proses kejiwaan yang sangat mendalam.
4) Faktor Simpati
Yaitu proses kejiwaan dimana seorang individu merasa tertarik kepada seseorang atau kelompok orang dikarenakan sikapnya, penampilannya, wibawanya atau perbuatannya yang sedemikian rupa.
5) Faktor Motivasi
Yaitu rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lain, sehingga orang yang diberi motivasi menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional dan penuh rasa tanggung jawab. Motivasi biasanya diberikan oleh orang yang memiliki status yang lebih tinggi dan berwibawa. Contohnya : motivasi dari seorang ayah kepada anaknya.
6) Faktor Empati
Faktor empati mirip dengan simpati, akan tetapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja. Empati dibarengi dengan perasaan organisme tubuh yang sangat dalam (intens).







4. Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Terjadinya interaksi sosial sebagaimana dimaksud, karena adanya saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing pihak dalam suatu hugbungan sosial. Dalam proses sosial baru dapat dikatakan terjadi interaksi sosial, apabila telah memenuhi persyaratan sebagai aspek kehidupan bersama, yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi sosial.
a. Kontak Sosial (Social Contact)
kontak sosial adalah hubungan antara satu orang atau lebih, melaui percakapan dengan saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing dalam kehidupan masyarakat.kontak sosial dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung antara pihak satu dengan pihak lainnya. Kontak sosial tidak langsung adalah kontak sosial yang menggunakan alat sebagai perantaranya. Misalnya: melaui telepon, radio, surat, dan lain-lain.
b. Komunikasi (Communication)
Menurut Soerjono Soekanto, komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (ysng berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap) perasaan-perasaan apa  yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut. Dengan adanya komunikasi, maka sikap dan perasaan disatu pihak orang atau sekelompok orang dapat diketahui dan dipahami.

5. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Interaksi sosial dapat terjadi dalam berbagai bentuk, yaitu kerja sama (cooperation), persaingan (completion), pertikaian atau pertentangan (conflict) dan akomodasi (accommodation). Pertikaian mungkin akan mendapatkan suatu penyelesaian, namun penyelesaian tersebut hanya akan dapat diterima untuk sementara waktu yang dinamakan akomodasi. Ini berarti kedua belah pihak belum tentu puas sepenuhnya. Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial. Ke empat bentuk pokok dari interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan suatu kontinuitas, didalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan kerjasama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertiakaian untuk akhirnya sampai pada akomodasi. Proses-proses interaksi yang pokok adalah sebagai berikut :
1. Proses-proses yang Asosiatif
a. Kerja Sama (Cooperation)
Kerja sama adalah suatu bentuk proses sosial, dimana di dalamnya terdapat aktivitas tertentu yang ditujukan untuk mencapai tujuan bersama dengan saling membantu dan saling memahami terhadap aktivitas masing-masing. Roucek dan Warren mengatakan bahwa kerja sama berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Charles Horton Cooley, kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut melalui kerjasama.
b. Akomodasi (Accommodation)
Akomodasi adalah suatu keadaan hubungan antara kedua belah pihak yang menunjukkan keseimbangan yang berhubungsn dengan nilai dan norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Menurut Soedjono, akomodasi adalah suatu keadaan dimana suatu pertikaian atau konflik mendapat penyelesaian sehingga terjalin kerja sama yang baik kembali. Tujuan akomodasi (menurut Soerjono Soekanto) dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapi yaitu :
1) Untuk mengurangi pertentangan antara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham.
2) Untuk mencegah meledaknya suatu pertentangan, baik sementara waktu maupun secara temporer.
3) Untuk memungkinkan terjadinya kerja sama antara kelompok-kelompok sosial yang sebagai akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan, hidupnya terpisah, seperti misalnya yang dijumpai pada masyarakat-masyarakat dengan sistem berkasta.
4) Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah, misalnya melalui perkawinan campuran.
Bentuk-bentuk akomodasi:
1) Coersion (Proses dilaksanakan oleh karena paksaan baik fisik/psikologis. Contoh : perbudakan
2) Compromise (Pihak yang terlibat mengurangi tuntutannya untuk mencapai penyelesaian. Contoh traktat
3) Arbitration (Cara mencapai compromise bila pihak yang bertentangan tidak dapat menyelesaikan sendiri)
4) Conciliation (Usaha mempertemukan pihak-pihak yang berselisih untuk mencapai persetujuan bersama)
5) Toleration (Bentuk akomodasi tidak resmi, kadang timbul secara tidak sadar dan tanpa direncanakan)
6) Stalemate (Dalam melakukan pertentangan para pihak berhenti pada suatu titik tertentu)
7) Adjudication (Penyelesaian perselisihan di pengadilan)
c. Asimilasi(Assimilation)
Menurut Gillin & Gillin, Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut, ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama. Koentjaraningrat berpendapat bahwa proses asimilasi timbul bila ada:
1) Kelompok-kelompok yangberbeda kebudayaannya.
2) Orang-perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama.
3) Kebudayaan-kebudayaan dari kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri.
Proses asimilasi bila memiliki syarat-syarat sebagai berikut :
1) Bersifat suatu pendekatan terhadap pihak lain, dimana pihak yang lain tersebut juga berlaku sama.
2) Tidak mengalami halangan-halangan atau pembatasan-pembatasan.
3) Bersifat langsung dan primer.
4) Berfrekuensitinggi dan tetap serta ada keseimbangan.
Ada beberapa faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi, antara lain adalah :
1) Toleransi
2) Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi
3) Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
4) Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
5) Persamaan dalam unsure-unsur kebudayaan
6) Perkawinan campuran (amalgamation)
7) Adanya musuh bersama dari luar
Ada juga beberapa hal yang dapat menghalangi terjadinya proses asimilasi, yaitu sebagai berikut:
1) Toleransinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat
2) Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang di hadapi dan sehubungan dengan itu sering kali menimbulkan faktor ketiga.
3) Perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi
4) Perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan lebih tinggi dari pada kebudayaan golongan lainnya.
5) Dalam batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau cirri-ciri badaniah
6) In-group feeling
7) Gangguan dari golongan yang berkuasa terhadap golongan minoritas
8) Perbedaan kepentingan dan pertentangan-pertentangan pribadi.

2. Proses-proses yang Disosiatif
a. Persaingan (Competition)
Persaingan merupakan suatu usaha dari seseorang untuk mencapai sesuatu yang lebih daripada yang lain. Persaingan ini dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1) Persaingan Pribadi, adalah persaingan yang berlangsung antara individu dengan individu atau individu dengan kelompok secara langsung.
2) Persaingan Kelompok, adalah persaingan yang berlangsung antara kelompok dengan kelompok.
Persaingan biasanya didorong oleh hal-hal seperti mendapatkan status sosial, memperoleh jodoh, mendapatkan kekuasaan, mendapatkan nama baik, kekayaan, karena perbedaan agama dan lain-lain.
b. Kontraversi (Contravertion)
Kontraversi merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan antara peryikaian dan juga merupakan sikap mental yang tersembunyi terhadap orang-prang lain atau terhadap unsure-unsur kebudayaan golongan tertentu.
Bentuk-bentuk kontraversi antara lain adalah sebagai berikut:
1) Perbuatan penolakan, perlawanan, dan lain-lain.
2) Menyangkal pernyataanorang lain di muka umum.
3) Melakukan penghasutan.
4) Berkhianat.
5) Mengejutkan lawan dan lain-lain.
c. Pertikaian atau Pertentangan (Conflict)
Pertikaian adalah bentuk persaingan yang berkembang secara negative, artinya di satu pihak bermaksud untuk mencelakakan atau paling tidak berusaha untuk menyingkirkan pihak lainnya. Menurut Soedjono, pertikaian adalah suatu bentuk dalam interelasi sosial dimana terjadi usaha-usaha pihak yang satu berusaha menjatuhkan pihak lain, atau berusaha mengenyahkan yang lain menjadi rivalnya. Meskipun demikian, pertiakaian tidak selamanya disertai kekerasan, bahkan aa pertikaian yang berbentuk lunak dan mudah untuk dikendalikan, misalnya pertentangan antara orang-orang dalamn seminar, dimana perbedaan pendapat bisa diselesaikan secara ilmiah, atau sekurang-kurangnya tidak emosional.



Adapun sebab-sebab yang menimbulkan pertentangan adalah sebagai berikut:
1) Perbedaan antara individu-individu
2) Perbedaan kebudayaan
3) Perbedaan kepentingan
4) Perubahan sosial
Pertentangan mempunyai bentuk-bentuk antara lain seperti berikut :
1) Pertentangan pribadi
2) Pertentangan rasial
3) Pertentangan antara kelas-kelas sosial
4) Pertentangan politik
5) Pertentangan yang bersifat internasional
Dari bentuk-bentuk pertentangan tersebut akan mengakibatkan dampak-dampak seperti berikut :
1) Bertambahnya solidaritas in-group
2) Akan goyah dan retaknya persatuan apabilaterjadi pertentangan antara golongan-golongan dalam satu kelompok
3) Perubahan kepribadian para individu
4) Akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak
3. Faktor Penyebab Terjadinya Interaksi Sosial
Faktor yang menyebabkan terjadinya
Bab III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan-penjelasan dan pemaparan yang telah disebutkan sebelumnya dapat diamati apabila sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat, interaksi sosial akan berlangsung secara baik. Sebaliknya, apabila interaksi sosial tidak dapat dilakukan sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat maka interaksi sosial akan berlangsung kurang baik bahkan bisa saja sangat buruk.



Sumber: herry-gunawan.blogspot.com/2010/12/makalah-proses-sosial-dan-interaksi.html?m=1

“MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL DAN BUDAYA”

ILMU SOSIAL DASAR
(Softskill)

“MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL DAN BUDAYA”


FRISKA.S.WIJAYA
19611418
2SA01

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS: SASTRA
JURUSAN: SASTRA INGGRIS


Bab I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah
Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri. Namun sejak awal kehidupannya dia sudah membutuhkan bantuan orang lain dalam proses kelahirannya. Manusia memiliki naluri untuk selalu hidup dengan orang lain. Manusia apabila dibandingkan dengan makhluk-makhluk hidup lainnya, seperti hewan, maka dia tidak akan hidup sendiri karena manusia tidak dikaruniai Tuhan dengan alat-alat fisik yang cukup untuk dapat hidup sendiri, misalnya kuku dan gigi yang kuat untuk mencari makan sendiri pada harimau. Manusia tanpa manusia akan mati. Hal inilah yang mendasari bahwa manusia merupakan makhluk sosial.

Manusia juga pada hakekatnya telah diberi anugerah oleh Tuhan berupa akal dan nafsu, akal dan nafsu inilah yang mendorong manusia untuk menciptakan sesuatu yang dapat menciptakan sains, teknologi dan seni sebagai salah satu sarana sehingga sejak saat itu kehidupan manusia mulai berubah. Selain itu sains, teknologi, dan seni juga telah mempengaruhi peradaban manusia dalam kehidupannya terutama dalam bidang budaya. Manusia tidak lepas dari kebudayaan, disebabkan kebudayaan merupakan cara beradaptasi manusia dengan lingkungannya yang merupakan warisan sosial. Dan kebudayaan itu sendiri bagi manusia berguna untuk mengatur hubungan antar manusia dan sebagai wadah masyarakat menuju taraf hidup tertentu yang lebih baik, manusiawi, dan berperikemanusiaan.










2. Rumusan Masalah
   a. Apa yang dimaksud dengan makhluk sosial?
   b. Apa yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk berbudaya?
   c. Tujuan manusia bersosialisasi dengan manusia lain?
   d. Bagaimana cara pandang terhadap kebudayaan?

3. Tujuan
   a. Menjelaskan arti makhluk sosial
   b. Menjelaskan maksud manusia sebagai makhluk berbudaya
   c. Menjelaskan tentang tujuan manusia bersosialisasi dengan manusia lain
   d. Menjelaskan cara pandang terhadap kebudayaan




















Bab II
PEMBAHASAN

1. A. Pengertian makhluk sosial

Selama manusia hidup, manusia tidak dapat lepas dari pengaruh masyarakat, di rumah, di sekolah dan lingkungan yang lebih besar. Karena manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Segala tingkah lakunya akan selalu terkait dengan orang lain. Dapat dikatakan manusia adalah makhluk yang tidak bisa hidup sendiri. Karena bagaimanapun hal ini sudah terbukti dari zaman dahulu. Manusia membentuk suatu kelompok-kelompok yang di dalamnya terdapat hasrat diantaranya untuk mendapatkan makanan, mempertahankan diri, dan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Hal ini menggambarkan bagaimana manusia sebagai seorang makhluk sosial dimana antar individu merupakan satu komponen yang saling ketergantungan dan membutuhkan. Tanpa batuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya. Seseorang memiliki sikap sosial apabila ia memperhatikan atau berbuat baik terhadap orang lain.

 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sikap sosial merupakan beberapa tindakan menuju kebaikan terhadap sesamanya. Kata sosial itu sendiri memiliki makna beragam, dari yang menyamakan sebagai tindakan-tindakan yang menyenangkan seperti permainan sepak bola, voli, dll. Pengertian kedua, kata sosial sebagai kelompok orang dalam pengertian masyarakat (society) ataupun komunitas.

Sosial dapat dikatakan sifat makhluk yang senantiasa ingin hidup didalam kelompok (homo-socius), makhluk pandai bijak (homo sapiens wise), dan makhluk bermain (homo ludens). Sosial juga berarti kehidupan bersama dalam masyarakat seperti berteman, berkeluarga, bermasyarakat atau hubungan sengan orang lain dalam perilaku dan memperhatikan orang lain karena tergantung pada orang lain.Selain itu, manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena pada diri manusia ada dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain. Manusia memiliki kebutuhan mencari kawan. Kebutuhan untuk berteman dengan orang lain, sering kali didasarkan kepentingan dan persamaam ciri.

Dapat disimpulkan bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial dengan beberapa alasan, yaitu:
1. Ada dorongan untuk berinteraksi
2. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
3. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
4. Manusia tidak dapat hidup sebagai manusia jika tidak ada ditengah-tengah manusia.
5. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.

























B. Pengertian manusia sebagai makhluk berbudaya

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsure yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaanya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertgalian dengan hidup mereka.

Kita sebagai subyek yang berperan utama mempunyai peranan yang sangat penting dalam aspek sebagai pelaku budaya. Dengan kita menjaga kelestarian budaya maka kita dapat melestarikan kebiasaan-kebiasaan yang membentuk pribadi kita masing-masing. Budaya merupakan ciri khas dari suatu daerah yang menggambarkan hubungan kebersamaan atau panutan diantara masyarakat setempat.

Budaya itu adalah Budaya atau Kebudayaan, kata yang berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colore, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang di terjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia (menurut Wikipedia).Sedangkan budaya menurut istilah adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Dan manusia berbudaya adalah manusia yang memiliki perilaku dan tingkah laku yang berakal budi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Manusia berbudaya juga dapat diartikan sebagai manusia yang dalam kehidupannya berperilakuan baik, bermoral, sopan dan santun terhadap sesame manusia atau makhluk ciptaan Tuhan.

Perilaku manusia berbudaya adalah perilaku yang dijalankan sesuai dengan moral, norma-norma yang berlaku dimasyarakat, sesuai dengan perintah disetiap agama yang diyakini, dan sesuai dengan hukum negara yang berlaku. Dalam berperilaku, manusia yang berbudaya tidak menjalankan sikap-sikap atau tindakan yang menyimpang dari peraturan-peraturan, baik berupa norma-norma yang ada di masyarakat maupun hukum yang berlaku..

Oleh karena itu sifat manusia yang berbudaya itu yang harus dimiliki setiap manusia khususnya bangsa Indonesia yang dikenal sebagai negara yang besar dengan banyaknya budaya yang dimiliki. Jadilah manusia yang memiliki budaya yang tinggi yang menjadikan manusia tersebut sebagai manusia yang berbudaya dan pasti juga manusia yang berpendidikan, akan tetapi sebaliknya manusia yang berpendidikan itu belum tentu dia manusia yang berbudaya. Banyak contoh di negara ini manusia yang pintar atau berpendidikan yang melakukan banyak tindakan kejahatan atau menyimpang contohnya seperti korupsi. Itu semua terjadi karena mereka tidak menjadi manusia yang berbudaya dan akibatnya mereka tidak memiliki moral, kejujuran, dan rasa tanggung jawab.

Dengan demikian, budaya lah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.



C. Tujuan manusia bersosialisasi dengan manusia lain
Secara sederhana, sosialiasasi dapat disamakan dengan bergaul. Dalam pergaulan tersebut dipelajari berbagai nilai, norma, dan pola-pola perilaku individu ataupun kelompok. Lambat laun nilai dan norma yang ada dapat diserap menjadi bagian dari kepribadian individu serta kelompok. Manusia tercipta sebagai makhluk pribadi sekaligus juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk pribadi, manusia berjuang untuk memenuhi kebutuhannya untuk bertahan hidup. Dalam memenuhi kebutuhannya tersebut manusia tidak dapat hidup sendiri. Manusia memerlukan orang lain untuk mencapai tujuannya. Itulah sebabnya manusia berinteraksi dengan manusia lainnya sebagai makhluk sosial.

Tujuan sosialisasi secara esensial (secara pokok) adalah untuk dapat mengantarkan manusia pada kebutuhan dan tuntutan untuk dapat bertahan hidup di bidang fisik maupun sosial budaya (Stephan&Stephan, 1990). Dalam konteks fisik, proses sosialisasiharus dapat membekali manusia dengan kemampuan-kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan biologis dasar yang diperlukan untuk terus hidup dalam lingkungan fisik mereka.

Dalam konteks sosial budaya, proses sosialisasi harus dapat membantu manusia dengan pemahaman tentang sistem norma dan peran yang dikembangkan dalam masyarakat.
Adapun tujuan pokok daripada sosialisasi (buku sari sosiologi) adalah:
1. memberi keterampilan yang dibutuhkan seseorang dalam kehidupan ditengah-tengah       masyarakat.
2. mengembangkan kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif.
3. membantu seseorang mengendalikan fungsi-fungsi organik melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
4. menanamkan kepada seseorang nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat.







D. Cara Pandang Terhadap Kebudayaan
Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan “budaya” yang dikembangkan di Eropa pada abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang “budaya” ini merefleksikan adanya ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang di jajahnya. Mereka menganggap kebudayaan sebagai peradaban sebagai lawan kata dari alam. Menurut cara piker ini, kebudayaa satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan.

Pada prakteknya, kata kebudayaan merujuk pada benda-benda dan aktivitas yang elit seperti misalnya memakai baju yang berkelas, fine art, atau mendengarkan musik klasik, sementara kata berkebudayaan digunakan untuk menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil bagian, dari aktivitas-aktivitas di atas. Sebagai contoh,jika seseorang berpendapat bahwa music klasik adalah musik yang berkelas, elit, dan bercita rasa seni, sementara music tradisional dianggap sebagai music yang kampungan dan ketinggalan zaman, maka timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah berkebudayaan.

















Bab III
KESIMPULAN

Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia sebagai warga masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri, meskipun dia mempunyai kedudukan dan kekayaan, dia selalu membutuhkan manusia lain. Setiap manusia cenderung untuk berkomunikasi, berinterkasi, dan bersosialisasi dengan manusia lainnya. Dapat dikatakan sejak lahir, dia sudah disebut sebagai makhluk sosial.

Dapat disimpulkan bahwa alas an manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena:
1. Ada dorongan untuk berinteraksi
2. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial
3. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
4. Manusia tidak dapat hidup sebagai manusia jika tidak ada ditengah-tengah manusia
5. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilaian dari orang lain

Kebudayaan adalah salah satu istilah teoritis dalam ilmu-ilmu sosial. Secara umum, kebudayaan diartikan sebagai kumpulan pengetahuan yang secara sosial diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dari pembahasan di atas kami dapat disimpulkan bahwa manusia berhubungan erat dengan kebudayaan yang ada pada lingkungan sekitarnya. Karena kebudayaan tersebut merupakan cara beradaptasi untuk mengatur hubungan antar manusia sebagai wadah masyarakat menuju taraf hidup tertentu.

Jumat, 29 Juni 2012

Museum Seni Rupa dan Keramik


Beberapa bulan yang lalu saya mengunjungi kawasan kota tua. Saya mengunjungi Museum Seni dan keramik yang terletak di Jalan Poskota No.2, Jakarta Barat, kawasan yang masuk dalam kawasan kota tua. Gedung museum megah dan jumawa. Ia bersebelahan dengan Museum Sejarah Jakarta (Museum Fatahillah), dan berhadapan dengan museum wayang yang megah. Bangunan yang ber Anno 1870, adalah dibangun oleh seorang arsitek Belanda bernama Jhr.W.H.F.H VanRaders. Dahulu gedung ini dipergunakan sebagai Rad van Yustitie atau kantor pengadilan dan dipakai pertama kali pada tahun 1881 pada saat Batavia diperintah oleh Gubernur Jenderal PICTER MICJER.
Tatapan mata saya pertama kali tertuju kepada pilar-pilar Doria bangunan itu, yang mengingatkan kita pada jaman Romawi kuno, dimana atap-atap dari bangunan yang berfungsi strategis, historis dan kadang berbau politik. Dibuat dgn megah dan kokoh.
Museum Seni Rupa dan Keramik memiliki koleksi yang dapat menggambarkan kepada kita tentang keberadaan seni rupa Indonesia sejak zaman kuno hingga masa kini, yaitu foto-foto sejarah peninggalan masa lampau ditahun 4000 sebelum Masehi. Keramik temuan prasejarah dari daerah Buni dan Bekasi ditahun 1500 SM, lukisan Bali pada masa Jepang.
Berbagai ragam keramik local yang dihasilkan oleh para pengrajin daerah diseantero nusantara, bisa kita nikamti pula. Dengan menyaksikan keramik-keramik local itu, pikiran mata batin saya, diajak mengembara ke sentra-sentra keramik di daerah seperti Klampok di Jawa Tengah, Batu di Malang, Singkawang di Kalimantan, Kasongan di Yogya dll.
Museum Seni Rupa dan Keramik memiliki fasilita seperti gedung yang terdiri dari ruang pertemuan/aula serta taman yang dapat dimanfaatkan untuk acara-acara tertentu. Terdapat juga perpustakaan, took cinderamata,dan fasilitas umum seperti mushola dan toilet.
Demikian cerita saya tentang Museum Seni Rupa dan Keramik yang terdapat di kawasan kota tua. Mudah-mudahan info yang saya berikan tentang tempat tersebut bermanfaat.

Jumat, 22 Juni 2012

The Jungle


The Jungle Water Adventure, Bogor
Tanggal 13 Mei 2012 yang lalu tepatnya hari Minggu, saya bersama teman saya liburan sekaligus olahraga. Saya memilih The Jungle yang berada didaerah Bogor. The Jungle adalah tempat rekreasi air yang dapat dijadikan suatu tujuan wisata keluarga. The Jungle Water Adventure dibangun dikawasan Perumahan Bogor Nirwana Residence (BNR) dengan latar belakang gunung salak, lokasi Perumahan Bogor Nirwana Residence terletak di Jln. Dreded Pahlawan Kotamadya Bogor Selatan-Jawa Barat.
Sesampainya disana saya langsung membeli tiket dengan harga Rp. 50.000 untuk hari libur, bagi saya harga yang sangat terjangkau dengan fasilitas dan kenyamanan yang cukup memuaskan, lalu saya diberi kunci loker yang nanti saya pakai untuk menyimpan barang-barang saya.
Saya suka sekali berenang, walaupun jarang saya lakukan,hehehe, karena itu saya memilih The Jungle yang bagi saya udaranya masih terasa sejuk, banyak ditanami pohon-pohon dan tanaman sehingga matahari yang terikpun tidak terasa menyengat. Selain itu disana juga banyak berbagai macam jenis burung yang ditaruh kandang masing-masing.
Kebersihan tempatnya pun cukup terjaga dibanding tempat rekreasi air yang lainnya sehingga saya merasa nyaman menghabiskan waktu liburan saya disana.

Kamis, 19 Januari 2012

AWAS! Rasa Haus Bisa Bikin Anda Tambah Gemuk

 Saat haus, terutama di tengah cuaca yang panas, orang biasanya lebih suka mengonsumsi minuman dingin dan manis ketimbang air putih, karena rasanya lebih menyegarkan. Tapi selama menikmati minuman dingin tersebut, banyak yang tidak menyadari bahwa mereka sudah 'menyumbang' banyak kalori untuk tubuhnya.

Konsumsi minuman di dunia memang semakin meningkat selama dan setelah abad 20. Dalam studinya, Dr. Barry Popkin menemukan adanya peningkatan konsumsi minuman manis bergula. Begitu juga dari American Heart Association, yang mengungkapkan bahwa dalam 30 tahun terakhir ini, asupan kalori manusia meningkat sekitar 150 - 300 kalori per hari. Dan setengah dari penyebab kenaikan itu berasal dari kalori minuman, terutama minuman bergula.

Hasil tersebut memang tak mengejutkan. Sekarang ini banyak orang dari berbagai kalangan dan usia, mulai dari balita hingga orang dewasa lebih banyak mengonsumsi minuman berkalori daripada air putih. Rata-rata, orang berusia 19-39 tahun mengasup 533 kalori per harinya, dan minuman bergula merupakan 'penyumbang' utama kalori berlebih.

Soda, merupakan salah satu minuman yang banyak mengandung gula dan kalori. Tapi masih banyak lagi minuman enak dan segar lainnya yang menyumbang banyak asupan kalori, dan menyebabkan Anda sulit mengontrol berat badan jika terus mengonsumsinya. Beberapa daftar minuman berkalori tinggi yang harus dibatasi konsumsinya, yaitu:

- Soda : 65 kalori
- Ice Lemon Tea : 90 kalori
- Energy Drink : 140 kalori
- Creme Frappuccino : 240 kalori
- Milkshake : 280 kalori
- Minuman rasa buah : 120 kalori

Beberapa jenis minuman di atas tidak hanya tinggi kalori, tapi kalori-kalori tersebut tidak menjadikan perut Anda kenyang. Artinya, meskipun telah mengonsumsi ekstra kalori dari minuman, hasrat Anda untuk makan makanan dengan porsi yang lebih sedikit tidak timbul. Hal ini menyebabkan pemasukan kalori dalam tubuh semakin meningkat setiap kali Anda minum minuman bergula.

Jadi mulai dari sekarang, jika Anda mendambakan bentuk tubuh indah dan berat badan ideal, jangan hanya memperhatikan jenis makanan, tapi juga minuman yang dikonsumsi. Saat berpikir untuk membeli iced cappuccino atau strawberry milkshake dengan krim, pertimbangkan lagi, apakah memang karena Anda sedang haus?

Jika ya, minumlah minuman yang benar-benar bisa mere-hidrasi tubuh tanpa memenuhinya dengan gula. Air mineral adalah pilihan yang aman, tapi air tonik dengan 125 kalori bukanlah solusi tepat untuk menghilangkan dahaga. Secangkir teh hijau juga minuman sehat pereda haus yang rendah kalori, tapi pilihlah green tea hangat atau dingin tanpa tambahan gula. Jika meminum green tea dengan gula dan susu, siap-siap untuk menampung sebanyak 200 kalori ekstra