Kamis, 29 November 2012

"PROSES-PROSES DAN INTERAKSI SOSIAL”

ILMU SOSIAL DASAR
(SOFTSKILL)
PROSES-PROSES DAN INTERAKSI SOSIAL
FRISKA.S.WIJAYA
19611418
2SA01
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS: SASTRA
JURUSAN: SATRA INGGRIS


Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses sosial merupakan aspek dinamis dari kehidupan masyarakat. Dimana di dalamnya terdapat suatu proses hubungan antara manusia dengan lainnya. Proses hubungan tersebut berupa antar aksi sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari secara terus menerus. Antar aksi (interaksi) sosial, dimaksudkan sebagai pengaruh timbal balik antara dua belah pihak, yaitu antara individu satu dengan individu atau kelompok lainnya dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Proses sosial pada dasarnya merupakan siklus perkembangan dari struktur sosial yang merupakan aspek dinamis dalam kehidupan masyarakat.
Perkembangan inilah yang merupakan dinamika yang tumbuh dari pola-pola perilaku manusia yang berbeda menurut situasi dan kepentingannya masing-masing, yang diwujudkan dalam proses hubungan sosial. Hubungan-hubungan sosial itu pada awalnya merupakan proses penyesuaian nilai-nilai sosial dalam kehidupan masyarakat. Kemudian meningkat menjadi semacam pergaulan yang tidak hanya sekedar pertemuan secara fisik, melainkan merupakan pergaulan yang ditandai adanya saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing pihak dalam hubungan tersebut. Misalnya saling berbicara (komunikasi), bekerja sama dalam memecahkan suatu masalah, atau mungkin pertemuan dalam suatu pertikaian dan lain sebagainya. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa proses sosial itu adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis dalam kehidupan masyarakat






B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa pengertian/definisi dari proses sosial dan interaksi sosial
2. Dapat mengenal ciri-ciri dan tujuan dari interaksi sosial
3. Mengetahui apa saja faktor-faktor yang mendasari interaksi sosial
4. Dapat mengetahui syarat-syarat terjadinya interaksi sosial
5. Mengenal bentuk-bentuk proses/interaksi sosial
6. Mengenal contoh kasus yang berhubungan dengan interaksi sosial
7. Mampu menganalisis contoh kasus yang berhubungan dengan interaksi sosial













Bab II
PEMBAHASAN
Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang telah ada. Proses sosial dapat diartikan sebagai pengaruh timbal-balik antara berbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi, ekonomi dengan hukum, dan seterusnya. Sosiologi klasik menekankan perhatiannya pada segi struktur dari masyarakat saja, antara lain tentang : kelompok-kelompok sosial, kebudayaan, lembaga sosial, stratifikasi dan kekuasaan.
A. Konsep Teori
1. Definisi Proses Sosial dan Interaksi Sosial
Dalam membahas mengenai proses sosial dan interaksi sosial, sebelumnya perlu diketahui apa itu pengertiannya. Berikut ini adalah beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian proses sosial dan interaksi sosial:
a. Adham Nasution; Proses sosial adalah proses kelompok-kelompok dan individu-individu saling berhubungan, ysng merupakan bentuk antara aksi sosial, ialah bentuk-bentuk yang Nampak kalau kelompok-kelompok manusia atau perorangan mengadakan hubungan satu sama lain. Kemudian ditegaskan lagi, bahwa proses sosial adalah rangkaian sikap/tindakan manusia (human actions) yang merupakan aksi dan reaksi atau challenge dan respons di dalam hubungannya satu sama lain.
b. Abu Ahmadi; Dengan proses sosial dimaksudkan cara-cara interaksi (aksi dan reaksi) yang dapat diamati apabila perubahan-perubahan mengganggu cara hidup yang telah ada. Dengan konsep interaksi sosial, ia memberikan batasan proses sosial sebagai pengaruh timbal balik antara individu dan golongan didalam usaha mereka untuk memecahkan persoalan yang dihadapi dan di dalam usaha mereka untuk mencapai tujuannya.
c. Soerdjono Dirdjosisworo; Mengartikan proses sosial sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama. Ia kemudian memperinci pengertian rumusan ini sebagai berikut:
1). Pengaruh timbal balik sebagai akibat hubungan timbale balik antara individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok mengenai berbagai kaspek kehidupan manusia seperti politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan.
2). Berbagai segi kehidupan tersebut adalah penerapan aspek-aspek utama dalam kehidupan sosial yang mewarnai bahkan menentukan perkembangan dalam kehidupan bersama.
d. Roucek dan Warren; Interaksi adalah suatu proses melalui tindak balas tiap-tiap kelompok berturut-turut menjadi unsur penggerak bagi tindak balas dari kelompok yang lain. Ia adalah suatu proses timbal balik, yang mana satu kelompok dipengaruhi tingkah laku relatif pihak lain dan dengan berbuat demikian ia mempengaruhi tingkah laku orang lain.
e. Gillin dan Gillin; Proses-proses sosial adalah cara berhubungan yang dapat dilihat apabila orang perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada.
f. Robert M.Z; Mengemukakan definisi perubahan sosial yaitu proses dimana dalam suatu sistem sosial terdapat perbedaan yang dapat diukur yang terjadi dalam suatu kurun waktu tertentu.
2. Ciri-Ciri dan Tujuan Interaksi Sosial
Menurut Charles P. Loomis, sebuah hubungan itu bisa dikatakan interaksi sosial jika memiliki cirri-ciri hubungan sebagai berikut :
a. Jumlah pelakunya adalah dua orang atau lebih
b. Adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan symbol atau lambing-lambang
c. Adanya suatu dimensi waktu yang meliputi masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang
d. Adanya tujuan yang hendak dicapai

Sedangkan tujuan yang hendak dicapai dari interaksi sosial itu adalah sebagai berikut:
a. Terciptanya hubungan yang harmonis
b. Tercapainya tujuan hubungan dan kepentingan
c. Sebagai sarana dalam mewujudkan keteraturan hidup (kehidupan sosial masyarakat)
3. Faktor-Faktor yang Mendasari Proses Terbentuknya Interaksi Sosial
a. Faktor internal
Adapun yang menjadi dorongan dari dalam diri seseorang untuk berinteraksi sosial meliputi hal-hal berikut:
1) Dorongan untuk meneruskan keturunan
2) Dorongan untuk memenuhi kebutuhan
3) Dorongan untuk mempertahankan kehidupan
4) Dorongan untuk berkomunikasi
b. Faktor eksternal
Terdiri dari :
1) Faktor Imitasi
Yaitu proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain, baik sikap penampilan, gaya hidup, dll. Imitasi pertama kali muncul di lingkungan tetangga dan lingkungan masyarakat.
2) Faktor Sugesti
Adalah rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi sugesti menuruti atau melaksanakan tanpa berpikir kritis dan rasional.

3) Faktor Identifikasi
Adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang individu untuk menjadi sama (identik) dengan individu lain yang ditirunya. Proses identifikasi tidak hanya terjadi melalui serangkaian proses peniruan pola perilaku saja, tgetapi juga melalui proses kejiwaan yang sangat mendalam.
4) Faktor Simpati
Yaitu proses kejiwaan dimana seorang individu merasa tertarik kepada seseorang atau kelompok orang dikarenakan sikapnya, penampilannya, wibawanya atau perbuatannya yang sedemikian rupa.
5) Faktor Motivasi
Yaitu rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lain, sehingga orang yang diberi motivasi menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional dan penuh rasa tanggung jawab. Motivasi biasanya diberikan oleh orang yang memiliki status yang lebih tinggi dan berwibawa. Contohnya : motivasi dari seorang ayah kepada anaknya.
6) Faktor Empati
Faktor empati mirip dengan simpati, akan tetapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja. Empati dibarengi dengan perasaan organisme tubuh yang sangat dalam (intens).







4. Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Terjadinya interaksi sosial sebagaimana dimaksud, karena adanya saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing pihak dalam suatu hugbungan sosial. Dalam proses sosial baru dapat dikatakan terjadi interaksi sosial, apabila telah memenuhi persyaratan sebagai aspek kehidupan bersama, yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi sosial.
a. Kontak Sosial (Social Contact)
kontak sosial adalah hubungan antara satu orang atau lebih, melaui percakapan dengan saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing dalam kehidupan masyarakat.kontak sosial dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung antara pihak satu dengan pihak lainnya. Kontak sosial tidak langsung adalah kontak sosial yang menggunakan alat sebagai perantaranya. Misalnya: melaui telepon, radio, surat, dan lain-lain.
b. Komunikasi (Communication)
Menurut Soerjono Soekanto, komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (ysng berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap) perasaan-perasaan apa  yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut. Dengan adanya komunikasi, maka sikap dan perasaan disatu pihak orang atau sekelompok orang dapat diketahui dan dipahami.

5. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Interaksi sosial dapat terjadi dalam berbagai bentuk, yaitu kerja sama (cooperation), persaingan (completion), pertikaian atau pertentangan (conflict) dan akomodasi (accommodation). Pertikaian mungkin akan mendapatkan suatu penyelesaian, namun penyelesaian tersebut hanya akan dapat diterima untuk sementara waktu yang dinamakan akomodasi. Ini berarti kedua belah pihak belum tentu puas sepenuhnya. Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial. Ke empat bentuk pokok dari interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan suatu kontinuitas, didalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan kerjasama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertiakaian untuk akhirnya sampai pada akomodasi. Proses-proses interaksi yang pokok adalah sebagai berikut :
1. Proses-proses yang Asosiatif
a. Kerja Sama (Cooperation)
Kerja sama adalah suatu bentuk proses sosial, dimana di dalamnya terdapat aktivitas tertentu yang ditujukan untuk mencapai tujuan bersama dengan saling membantu dan saling memahami terhadap aktivitas masing-masing. Roucek dan Warren mengatakan bahwa kerja sama berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Charles Horton Cooley, kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut melalui kerjasama.
b. Akomodasi (Accommodation)
Akomodasi adalah suatu keadaan hubungan antara kedua belah pihak yang menunjukkan keseimbangan yang berhubungsn dengan nilai dan norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Menurut Soedjono, akomodasi adalah suatu keadaan dimana suatu pertikaian atau konflik mendapat penyelesaian sehingga terjalin kerja sama yang baik kembali. Tujuan akomodasi (menurut Soerjono Soekanto) dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapi yaitu :
1) Untuk mengurangi pertentangan antara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham.
2) Untuk mencegah meledaknya suatu pertentangan, baik sementara waktu maupun secara temporer.
3) Untuk memungkinkan terjadinya kerja sama antara kelompok-kelompok sosial yang sebagai akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan, hidupnya terpisah, seperti misalnya yang dijumpai pada masyarakat-masyarakat dengan sistem berkasta.
4) Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah, misalnya melalui perkawinan campuran.
Bentuk-bentuk akomodasi:
1) Coersion (Proses dilaksanakan oleh karena paksaan baik fisik/psikologis. Contoh : perbudakan
2) Compromise (Pihak yang terlibat mengurangi tuntutannya untuk mencapai penyelesaian. Contoh traktat
3) Arbitration (Cara mencapai compromise bila pihak yang bertentangan tidak dapat menyelesaikan sendiri)
4) Conciliation (Usaha mempertemukan pihak-pihak yang berselisih untuk mencapai persetujuan bersama)
5) Toleration (Bentuk akomodasi tidak resmi, kadang timbul secara tidak sadar dan tanpa direncanakan)
6) Stalemate (Dalam melakukan pertentangan para pihak berhenti pada suatu titik tertentu)
7) Adjudication (Penyelesaian perselisihan di pengadilan)
c. Asimilasi(Assimilation)
Menurut Gillin & Gillin, Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut, ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama. Koentjaraningrat berpendapat bahwa proses asimilasi timbul bila ada:
1) Kelompok-kelompok yangberbeda kebudayaannya.
2) Orang-perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama.
3) Kebudayaan-kebudayaan dari kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri.
Proses asimilasi bila memiliki syarat-syarat sebagai berikut :
1) Bersifat suatu pendekatan terhadap pihak lain, dimana pihak yang lain tersebut juga berlaku sama.
2) Tidak mengalami halangan-halangan atau pembatasan-pembatasan.
3) Bersifat langsung dan primer.
4) Berfrekuensitinggi dan tetap serta ada keseimbangan.
Ada beberapa faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi, antara lain adalah :
1) Toleransi
2) Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi
3) Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
4) Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
5) Persamaan dalam unsure-unsur kebudayaan
6) Perkawinan campuran (amalgamation)
7) Adanya musuh bersama dari luar
Ada juga beberapa hal yang dapat menghalangi terjadinya proses asimilasi, yaitu sebagai berikut:
1) Toleransinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat
2) Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang di hadapi dan sehubungan dengan itu sering kali menimbulkan faktor ketiga.
3) Perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi
4) Perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan lebih tinggi dari pada kebudayaan golongan lainnya.
5) Dalam batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau cirri-ciri badaniah
6) In-group feeling
7) Gangguan dari golongan yang berkuasa terhadap golongan minoritas
8) Perbedaan kepentingan dan pertentangan-pertentangan pribadi.

2. Proses-proses yang Disosiatif
a. Persaingan (Competition)
Persaingan merupakan suatu usaha dari seseorang untuk mencapai sesuatu yang lebih daripada yang lain. Persaingan ini dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1) Persaingan Pribadi, adalah persaingan yang berlangsung antara individu dengan individu atau individu dengan kelompok secara langsung.
2) Persaingan Kelompok, adalah persaingan yang berlangsung antara kelompok dengan kelompok.
Persaingan biasanya didorong oleh hal-hal seperti mendapatkan status sosial, memperoleh jodoh, mendapatkan kekuasaan, mendapatkan nama baik, kekayaan, karena perbedaan agama dan lain-lain.
b. Kontraversi (Contravertion)
Kontraversi merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan antara peryikaian dan juga merupakan sikap mental yang tersembunyi terhadap orang-prang lain atau terhadap unsure-unsur kebudayaan golongan tertentu.
Bentuk-bentuk kontraversi antara lain adalah sebagai berikut:
1) Perbuatan penolakan, perlawanan, dan lain-lain.
2) Menyangkal pernyataanorang lain di muka umum.
3) Melakukan penghasutan.
4) Berkhianat.
5) Mengejutkan lawan dan lain-lain.
c. Pertikaian atau Pertentangan (Conflict)
Pertikaian adalah bentuk persaingan yang berkembang secara negative, artinya di satu pihak bermaksud untuk mencelakakan atau paling tidak berusaha untuk menyingkirkan pihak lainnya. Menurut Soedjono, pertikaian adalah suatu bentuk dalam interelasi sosial dimana terjadi usaha-usaha pihak yang satu berusaha menjatuhkan pihak lain, atau berusaha mengenyahkan yang lain menjadi rivalnya. Meskipun demikian, pertiakaian tidak selamanya disertai kekerasan, bahkan aa pertikaian yang berbentuk lunak dan mudah untuk dikendalikan, misalnya pertentangan antara orang-orang dalamn seminar, dimana perbedaan pendapat bisa diselesaikan secara ilmiah, atau sekurang-kurangnya tidak emosional.



Adapun sebab-sebab yang menimbulkan pertentangan adalah sebagai berikut:
1) Perbedaan antara individu-individu
2) Perbedaan kebudayaan
3) Perbedaan kepentingan
4) Perubahan sosial
Pertentangan mempunyai bentuk-bentuk antara lain seperti berikut :
1) Pertentangan pribadi
2) Pertentangan rasial
3) Pertentangan antara kelas-kelas sosial
4) Pertentangan politik
5) Pertentangan yang bersifat internasional
Dari bentuk-bentuk pertentangan tersebut akan mengakibatkan dampak-dampak seperti berikut :
1) Bertambahnya solidaritas in-group
2) Akan goyah dan retaknya persatuan apabilaterjadi pertentangan antara golongan-golongan dalam satu kelompok
3) Perubahan kepribadian para individu
4) Akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak
3. Faktor Penyebab Terjadinya Interaksi Sosial
Faktor yang menyebabkan terjadinya
Bab III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan-penjelasan dan pemaparan yang telah disebutkan sebelumnya dapat diamati apabila sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat, interaksi sosial akan berlangsung secara baik. Sebaliknya, apabila interaksi sosial tidak dapat dilakukan sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat maka interaksi sosial akan berlangsung kurang baik bahkan bisa saja sangat buruk.



Sumber: herry-gunawan.blogspot.com/2010/12/makalah-proses-sosial-dan-interaksi.html?m=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar