Kamis, 29 November 2012

“MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL DAN BUDAYA”

ILMU SOSIAL DASAR
(Softskill)

“MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL DAN BUDAYA”


FRISKA.S.WIJAYA
19611418
2SA01

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS: SASTRA
JURUSAN: SASTRA INGGRIS


Bab I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah
Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri. Namun sejak awal kehidupannya dia sudah membutuhkan bantuan orang lain dalam proses kelahirannya. Manusia memiliki naluri untuk selalu hidup dengan orang lain. Manusia apabila dibandingkan dengan makhluk-makhluk hidup lainnya, seperti hewan, maka dia tidak akan hidup sendiri karena manusia tidak dikaruniai Tuhan dengan alat-alat fisik yang cukup untuk dapat hidup sendiri, misalnya kuku dan gigi yang kuat untuk mencari makan sendiri pada harimau. Manusia tanpa manusia akan mati. Hal inilah yang mendasari bahwa manusia merupakan makhluk sosial.

Manusia juga pada hakekatnya telah diberi anugerah oleh Tuhan berupa akal dan nafsu, akal dan nafsu inilah yang mendorong manusia untuk menciptakan sesuatu yang dapat menciptakan sains, teknologi dan seni sebagai salah satu sarana sehingga sejak saat itu kehidupan manusia mulai berubah. Selain itu sains, teknologi, dan seni juga telah mempengaruhi peradaban manusia dalam kehidupannya terutama dalam bidang budaya. Manusia tidak lepas dari kebudayaan, disebabkan kebudayaan merupakan cara beradaptasi manusia dengan lingkungannya yang merupakan warisan sosial. Dan kebudayaan itu sendiri bagi manusia berguna untuk mengatur hubungan antar manusia dan sebagai wadah masyarakat menuju taraf hidup tertentu yang lebih baik, manusiawi, dan berperikemanusiaan.










2. Rumusan Masalah
   a. Apa yang dimaksud dengan makhluk sosial?
   b. Apa yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk berbudaya?
   c. Tujuan manusia bersosialisasi dengan manusia lain?
   d. Bagaimana cara pandang terhadap kebudayaan?

3. Tujuan
   a. Menjelaskan arti makhluk sosial
   b. Menjelaskan maksud manusia sebagai makhluk berbudaya
   c. Menjelaskan tentang tujuan manusia bersosialisasi dengan manusia lain
   d. Menjelaskan cara pandang terhadap kebudayaan




















Bab II
PEMBAHASAN

1. A. Pengertian makhluk sosial

Selama manusia hidup, manusia tidak dapat lepas dari pengaruh masyarakat, di rumah, di sekolah dan lingkungan yang lebih besar. Karena manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Segala tingkah lakunya akan selalu terkait dengan orang lain. Dapat dikatakan manusia adalah makhluk yang tidak bisa hidup sendiri. Karena bagaimanapun hal ini sudah terbukti dari zaman dahulu. Manusia membentuk suatu kelompok-kelompok yang di dalamnya terdapat hasrat diantaranya untuk mendapatkan makanan, mempertahankan diri, dan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Hal ini menggambarkan bagaimana manusia sebagai seorang makhluk sosial dimana antar individu merupakan satu komponen yang saling ketergantungan dan membutuhkan. Tanpa batuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya. Seseorang memiliki sikap sosial apabila ia memperhatikan atau berbuat baik terhadap orang lain.

 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sikap sosial merupakan beberapa tindakan menuju kebaikan terhadap sesamanya. Kata sosial itu sendiri memiliki makna beragam, dari yang menyamakan sebagai tindakan-tindakan yang menyenangkan seperti permainan sepak bola, voli, dll. Pengertian kedua, kata sosial sebagai kelompok orang dalam pengertian masyarakat (society) ataupun komunitas.

Sosial dapat dikatakan sifat makhluk yang senantiasa ingin hidup didalam kelompok (homo-socius), makhluk pandai bijak (homo sapiens wise), dan makhluk bermain (homo ludens). Sosial juga berarti kehidupan bersama dalam masyarakat seperti berteman, berkeluarga, bermasyarakat atau hubungan sengan orang lain dalam perilaku dan memperhatikan orang lain karena tergantung pada orang lain.Selain itu, manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena pada diri manusia ada dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain. Manusia memiliki kebutuhan mencari kawan. Kebutuhan untuk berteman dengan orang lain, sering kali didasarkan kepentingan dan persamaam ciri.

Dapat disimpulkan bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial dengan beberapa alasan, yaitu:
1. Ada dorongan untuk berinteraksi
2. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
3. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
4. Manusia tidak dapat hidup sebagai manusia jika tidak ada ditengah-tengah manusia.
5. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.

























B. Pengertian manusia sebagai makhluk berbudaya

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsure yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaanya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertgalian dengan hidup mereka.

Kita sebagai subyek yang berperan utama mempunyai peranan yang sangat penting dalam aspek sebagai pelaku budaya. Dengan kita menjaga kelestarian budaya maka kita dapat melestarikan kebiasaan-kebiasaan yang membentuk pribadi kita masing-masing. Budaya merupakan ciri khas dari suatu daerah yang menggambarkan hubungan kebersamaan atau panutan diantara masyarakat setempat.

Budaya itu adalah Budaya atau Kebudayaan, kata yang berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colore, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang di terjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia (menurut Wikipedia).Sedangkan budaya menurut istilah adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Dan manusia berbudaya adalah manusia yang memiliki perilaku dan tingkah laku yang berakal budi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Manusia berbudaya juga dapat diartikan sebagai manusia yang dalam kehidupannya berperilakuan baik, bermoral, sopan dan santun terhadap sesame manusia atau makhluk ciptaan Tuhan.

Perilaku manusia berbudaya adalah perilaku yang dijalankan sesuai dengan moral, norma-norma yang berlaku dimasyarakat, sesuai dengan perintah disetiap agama yang diyakini, dan sesuai dengan hukum negara yang berlaku. Dalam berperilaku, manusia yang berbudaya tidak menjalankan sikap-sikap atau tindakan yang menyimpang dari peraturan-peraturan, baik berupa norma-norma yang ada di masyarakat maupun hukum yang berlaku..

Oleh karena itu sifat manusia yang berbudaya itu yang harus dimiliki setiap manusia khususnya bangsa Indonesia yang dikenal sebagai negara yang besar dengan banyaknya budaya yang dimiliki. Jadilah manusia yang memiliki budaya yang tinggi yang menjadikan manusia tersebut sebagai manusia yang berbudaya dan pasti juga manusia yang berpendidikan, akan tetapi sebaliknya manusia yang berpendidikan itu belum tentu dia manusia yang berbudaya. Banyak contoh di negara ini manusia yang pintar atau berpendidikan yang melakukan banyak tindakan kejahatan atau menyimpang contohnya seperti korupsi. Itu semua terjadi karena mereka tidak menjadi manusia yang berbudaya dan akibatnya mereka tidak memiliki moral, kejujuran, dan rasa tanggung jawab.

Dengan demikian, budaya lah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.



C. Tujuan manusia bersosialisasi dengan manusia lain
Secara sederhana, sosialiasasi dapat disamakan dengan bergaul. Dalam pergaulan tersebut dipelajari berbagai nilai, norma, dan pola-pola perilaku individu ataupun kelompok. Lambat laun nilai dan norma yang ada dapat diserap menjadi bagian dari kepribadian individu serta kelompok. Manusia tercipta sebagai makhluk pribadi sekaligus juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk pribadi, manusia berjuang untuk memenuhi kebutuhannya untuk bertahan hidup. Dalam memenuhi kebutuhannya tersebut manusia tidak dapat hidup sendiri. Manusia memerlukan orang lain untuk mencapai tujuannya. Itulah sebabnya manusia berinteraksi dengan manusia lainnya sebagai makhluk sosial.

Tujuan sosialisasi secara esensial (secara pokok) adalah untuk dapat mengantarkan manusia pada kebutuhan dan tuntutan untuk dapat bertahan hidup di bidang fisik maupun sosial budaya (Stephan&Stephan, 1990). Dalam konteks fisik, proses sosialisasiharus dapat membekali manusia dengan kemampuan-kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan biologis dasar yang diperlukan untuk terus hidup dalam lingkungan fisik mereka.

Dalam konteks sosial budaya, proses sosialisasi harus dapat membantu manusia dengan pemahaman tentang sistem norma dan peran yang dikembangkan dalam masyarakat.
Adapun tujuan pokok daripada sosialisasi (buku sari sosiologi) adalah:
1. memberi keterampilan yang dibutuhkan seseorang dalam kehidupan ditengah-tengah       masyarakat.
2. mengembangkan kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif.
3. membantu seseorang mengendalikan fungsi-fungsi organik melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
4. menanamkan kepada seseorang nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat.







D. Cara Pandang Terhadap Kebudayaan
Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan “budaya” yang dikembangkan di Eropa pada abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang “budaya” ini merefleksikan adanya ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang di jajahnya. Mereka menganggap kebudayaan sebagai peradaban sebagai lawan kata dari alam. Menurut cara piker ini, kebudayaa satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan.

Pada prakteknya, kata kebudayaan merujuk pada benda-benda dan aktivitas yang elit seperti misalnya memakai baju yang berkelas, fine art, atau mendengarkan musik klasik, sementara kata berkebudayaan digunakan untuk menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil bagian, dari aktivitas-aktivitas di atas. Sebagai contoh,jika seseorang berpendapat bahwa music klasik adalah musik yang berkelas, elit, dan bercita rasa seni, sementara music tradisional dianggap sebagai music yang kampungan dan ketinggalan zaman, maka timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah berkebudayaan.

















Bab III
KESIMPULAN

Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia sebagai warga masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri, meskipun dia mempunyai kedudukan dan kekayaan, dia selalu membutuhkan manusia lain. Setiap manusia cenderung untuk berkomunikasi, berinterkasi, dan bersosialisasi dengan manusia lainnya. Dapat dikatakan sejak lahir, dia sudah disebut sebagai makhluk sosial.

Dapat disimpulkan bahwa alas an manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena:
1. Ada dorongan untuk berinteraksi
2. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial
3. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
4. Manusia tidak dapat hidup sebagai manusia jika tidak ada ditengah-tengah manusia
5. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilaian dari orang lain

Kebudayaan adalah salah satu istilah teoritis dalam ilmu-ilmu sosial. Secara umum, kebudayaan diartikan sebagai kumpulan pengetahuan yang secara sosial diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dari pembahasan di atas kami dapat disimpulkan bahwa manusia berhubungan erat dengan kebudayaan yang ada pada lingkungan sekitarnya. Karena kebudayaan tersebut merupakan cara beradaptasi untuk mengatur hubungan antar manusia sebagai wadah masyarakat menuju taraf hidup tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar